Standar evaluasi yang harus diikuti oleh komunitas belajar dalam sekolah adalah sebagai berikut:*
Standar evaluasi yang merujuk pada tiga ide besar dari komunitas belajar, yaitu fokus pada pembelajaran, membudayakan kolaborasi dan tanggung jawab kolektif, dan berorientasi pada hasil. Standar evaluasi ini mengukur sejauh mana komunitas belajar dapat menjawab empat pertanyaan kunci tentang pembelajaran peserta didik, yaitu: Apa yang harus dipelajari peserta didik? Bagaimana kita tahu bahwa peserta didik sudah belajar hal tersebut? Bagaimana respon kita jika peserta didik tidak belajar? Bagaimana kita akan memperkaya untuk peserta didik yang sudah mahir?
Standar evaluasi yang merujuk pada lima dimensi dari komunitas belajar, yaitu kepemimpinan bersama yang saling mendukung, nilai dan visi bersama, pembelajaran kolektif dan penerapannya, berbagi praktik baik, dan kondisi yang mendukung (hubungan dan struktur). Standar evaluasi ini mengukur sejauh mana komunitas belajar dapat menciptakan suasana belajar bersama yang harmonis, produktif, dan berkelanjutan. Standar evaluasi ini juga mengukur sejauh mana komunitas belajar dapat menerapkan hasil pembelajaran kolektifnya ke dalam praktik pembelajaran di kelas dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk perbaikan berkelanjutan.
Standar evaluasi yang merujuk pada siklus komunitas belajar, yaitu rencana, laksana, pantau, dan evaluasi. Standar evaluasi ini mengukur sejauh mana komunitas belajar dapat menyusun rencana kegiatan yang jelas dan terukur, melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah disusun, memantau kemajuan dan dampak dari kegiatan komunitas belajar, dan mengevaluasi proses dan hasil dari kegiatan komunitas belajar.
Alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam proses evaluasi sebuah komunitas belajar adalah sebagai berikut:
Tes: Tes adalah alat evaluasi yang berupa pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh peserta didik. Tes dapat berupa tes objektif, seperti pilihan ganda, benar-salah, isian singkat, atau tes subjektif, seperti uraian, esai, atau portofolio. Tes dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, pemahaman, keterampilan, atau sikap peserta didik terkait dengan topik pembelajaran yang telah dipelajari di komunitas belajar.
Nontes: Nontes adalah alat evaluasi yang tidak berupa pertanyaan atau tugas, tetapi berupa pengamatan, wawancara, atau angket. Nontes dapat digunakan untuk mengukur aspek-aspek yang tidak dapat diukur dengan tes, seperti kinerja, perilaku, motivasi, minat, kepuasan, atau partisipasi peserta didik dalam komunitas belajar. Beberapa contoh alat evaluasi nontes yang dapat digunakan dalam komunitas belajar adalah:
Observasi: Observasi adalah alat evaluasi yang berupa pengamatan secara sistematis terhadap aktivitas, interaksi, atau hasil kerja peserta didik dalam komunitas belajar. Observasi dapat dilakukan oleh guru, teman sejawat, atau diri sendiri. Observasi dapat menggunakan pedoman observasi (checklist) atau skala penilaian (rating scale) untuk mencatat dan menilai aspek-aspek yang diamati.
Wawancara: Wawancara adalah alat evaluasi yang berupa pertanyaan lisan yang diajukan oleh guru kepada peserta didik untuk mengetahui pendapat, pengalaman, atau masukan mereka tentang komunitas belajar. Wawancara dapat dilakukan secara individual atau kelompok. Wawancara dapat menggunakan pedoman wawancara (interview guide) untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan..
Angket: Angket adalah alat evaluasi yang berupa pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh peserta didik untuk menyatakan sikap, persepsi, atau kebutuhan mereka terkait dengan komunitas belajar. Angket dapat menggunakan skala Likert, skala Guttman, skala Thurstone, atau skala semantik diferensial untuk mengukur tingkat kesetujuan atau kepuasan peserta didik.