Selamat dan Sukses Hari Bloger Nasional ke 16 ,Tanggal 27 Oktober 2023, Supportive – Working hard – Loving m regoly career – Leadership qualities – Personality – An ability to sell products – Disciplined – Getting along with people

Jumat, 29 September 2023

BUNDA PAUD MENGAJAR STRATEGI IMPLEMENTASI GERAKAN TRANSISI PAUD-SD YANG MENYENANGKAN TAHUN 2023 DI JAKARATA PUSAT

Ucu Jamilah

Bunda PAUD Kota Administrasi Jakarta Pusat




Gerakan Transisi PAUD-SD yang menyenangkan adalah sebuah kebijakan yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memastikan bahwa peserta didik PAUD dapat beradaptasi dengan baik saat memasuki jenjang pendidikan dasar. Kebijakan ini bertujuan untuk menghapus tes calistung saat PPDB, menerapkan masa perkenalan yang menyenangkan, dan merancang kegiatan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi tanpa tes.



Strategi implementasi gerakan transisi PAUD-SD yang menyenangkan dapat dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain:

1.  Mengikutsertakan TP PKK, Penilik, Pengawas TK dan SD, Staft Paud Dikmas dalam kegiatan bimtek, diklat, webinar dan seminar tentang Gerakan Transisi PAUD-SD yang diselenggarakan oleh kemendikbudristek maupun dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

2.  Membentuk Tim Forum Komunikasi Gerakan Transisi PAUD-SD yang menyenangkan tingkat kota maupun tingkat kecamatan.

3.      Menyusun RTL kegiatan Gerakan Transisi PAUD-SD yang menyenangkan.

4.   Melakukan sosialisasi dan advokasi   kepada semua pemangku kepentingan, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat, tentang pentingnya gerakan transisi PAUD-SD yang menyenangkan dan dampak positifnya bagi perkembangan anak.

5.   Mengembangkan alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan rambu-rambu asesmen awal yang ada di Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Alat bantu pembelajaran ini dapat berupa buku panduan, modul, video, poster, leaflet, atau media lain yang dapat membantu guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, membangun kemampuan fondasi, dan tidak ada tes.

6.      Melakukan pelatihan   dan bimbingan atau Advokasi kepada guru PAUD dan SD  di tingkat Kota Jakarta Pusat tentang cara menggunakan alat bantu pembelajaran dan melakukan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, membangun kemampuan fondasi, dan tidak ada tes. Pelatihan dan bimbingan ini masing perwakilan dKecamatan 6 orang, 3 guru SD, 3 guru PAUD. Kegiatan ini dilakukan secara luring Tempat kegiatan , untuk Sudin Pendidikan Wilayah 1 di aula Sudin Pendidikan Wilayah 1 sedangkan Sudin Pendidikan Wilayah 2 bertempat di P4 (Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan ) dengan melibatkan fasilitator dari Penilik, Pengawas yang telah dilatih, Dinas Pendidikan, atau lembaga lain yang kompeten.

7.      Melaksanakan kegiatan pengimbasan diseminasi Gerakan Transisi PAUD-SD tingkat kota ke tingkat kecamatan se Jakarta Pusat.

8.     Melakukan monitoring  dan evaluasi terhadap   pelaksanaan gerakan transisi PAUD - SD yang menyenangkan di setiap satuan pendidikan. Monitoring dan evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan oleh BPMP Kemendikbudristek, seperti kuesioner, observasi, wawancara, atau metode lain yang relevan. Hasil monitoring dan evaluasi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan dan pengembangan gerakan transisi PAUD-SD yang menyenangkan di masa mendatang.

9.   Melaksanakan Kegiatan Bunda PAUD Mengajar di 8 kecamatan se Kota Administrasi Jakarta Pusat dan ditingkat kelurahan. Kegiatan Bunda PAUD Mengajar adalah salah satu moda dalam memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Karena pembelajaran yang menyenangkan tidak harus menggunakan media digital yang modern, bahan ajar yang bagus tetapi peran bunda mengajar sebagai ikon model yang menjadikan suasana lain yang menambah semangat belajar menyenangkan bagi anak dan menjadi termotivasi bagi guru-gurunya untuk mengajar lebih baik lagi.

 

Rabu, 27 September 2023

TANTANGAN DAN SOLUSI DALAM PELAKSANAAN GERAKAN TRANSISI PAUD -SD YANG MENYENANGKAN DI JAKARTA PUSAT

 

Bambang Eko Prabowo

Wakil Ketua Pokja Bunda PAUD Kota Administrasi Jakarta Pusat



Ada Beberapa Tantangan yang dihadapi anak selama transisi,  Anak yang mengalami transisi dari PAUD ke SD mungkin menghadapi beberapa tantangan, seperti: a) Perubahan lingkungan, identitas sosial, jaringan sosial, dan metode belajar mengajar, Anak harus beradaptasi dengan suasana sekolah yang berbeda dari PAUD, termasuk guru, teman, kurikulum, dan aturan, b) Tekanan untuk memiliki kemampuan calistung (membaca, menulis, dan berhitung) yang dianggap sebagai syarat masuk SD. Padahal, kemampuan calistung bukanlah satu-satunya bukti keberhasilan belajar, melainkan salah satu aspek dari kemampuan fondasi yang holistic c) Kurangnya kesenangan dalam belajar karena metode pembelajaran yang kurang kreatif dan menarik. Anak mungkin merasa bosan, stres, atau tidak percaya diri jika pembelajaran hanya berfokus pada hafalan atau tes. d) Kurangnya dukungan emosional dari keluarga dan sekolah. e)  Anak membutuhkan bantuan dan dorongan dari orang tua dan staf sekolah untuk mengatasi masalah atau kesulitan yang mungkin mereka hadapi selama transisi.

 

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua, sekolah, dan pemerintah, seperti:

 

a.     Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru pada pendidikan dasar (SD/MI). Hal ini akan mengurangi beban anak dan orang tua dalam mempersiapkan diri untuk masuk SD.

b.  Membangun kemampuan fondasi pada anak secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan. Kemampuan fondasi meliputi kognitif (literasi dan numerasi), emosi (mengelola emosi dan menghargai orang lain), kemandirian (merawat diri dan barang-barang), dan interaksi (menyimak dan mengutarakan gagasan).

c.     Melakukan persiapan sebelum transisi dengan berbicara dengan anak tentang apa yang diharapkan dan apa yang akan mereka temukan di SD . Orang tua juga bisa mengunjungi sekolah bersama anak sebelum tahun ajaran baru dimulai.

d.  Menyediakan program pendidikan yang kreatif dan menarik di SD, serta mendorong partisipasi aktif anak. Hal ini akan membuat anak merasa lebih senang dan nyaman saat belajar di SD.

e.   Memberikan dukungan emosional kepada anak dan membantu mereka menyelesaikan masalah yang mungkin timbul . Orang tua harus selalu siap mendukung anak mereka dan berbicara dengan mereka tentang pengalaman mereka di SD.

f.     Melakukan komunikasi terbuka dan transparan antara sekolah dan keluarga. Sekolah harus memberikan informasi tentang apa yang diharapkan dari anak dan bagaimana mereka dapat membantu anak untuk belajar di SD. Keluarga juga harus memberikan masukan kepada sekolah tentang kebutuhan dan perkembangan anak.

PENTINGNYA MELIBATKAN ORANG TUA DAN SEKOLAH DALAM GERAKAN TRANSISI PAUD - SD

 Rona Eveliner Sianipar

 Ketua Pokja Bunda PAUD Kota Administrasi Jakarta Pusat



Transisi PAUD ke SD adalah proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik PAUD, menjadi peserta didik SD. Transisi ini merupakan perubahan penting bagi anak-anak dan keluarga mereka, karena mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, identitas sosial, jaringan sosial, dan metode belajar mengajar yang baru. Oleh karena itu, transisi ini harus dilakukan dengan persiapan yang tepat, pendidikan yang menyenangkan, dukungan keluarga, dan komunikasi terbuka antara sekolah dan keluarga.

Sebagai wujud tindak lanjut dari transisi PAUD ke SD yang menyenangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan sebuah program untuk mendukung proses transisi ini dengan meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pada 28 Maret 2023. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk meluruskan miskonsepsi tentang kemampuan Calistung siswa masuk SD, dan juga menitikberatkan pentingnya membangun kemampuan fondasi pada anak secara bertahap demi efektif dan optimalnya proses pembelajaran.

Adapun dalam kegiatan transisi PAUD-SD kita perlu melibatkan orang tua yaitu  Orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk membantu anak-anak mereka mengatasi transisi dari PAUD ke SD.  Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dianataranya adalah:

a.    Berbicara dengan anak-anak tentang apa yang diharapkan dan apa yang akan mereka temukan di SD. Hal ini membantu anak-anak untuk merasa lebih siap dan percaya diri saat masuk ke SD.

b.      Mengunjungi sekolah dengan anak-anak sebelum dimulainya tahun ajaran baru, sehingga anak-anak dapat merasa lebih akrab dengan lingkungan sekolah.

c.      Mendukung anak-anak secara emosional dan membantu mereka menyelesaikan masalah yang mungkin timbul. Berbicara dengan anak-anak tentang pengalaman mereka di SD dan memberikan pujian dan dorongan positif.

d.     Berkomunikasi dengan pihak sekolah secara terbuka dan transparan. Meminta informasi tentang apa yang diharapkan dari anak-anak dan bagaimana sekolah dapat membantu anak-anak untuk belajar di SD.

 

Kemudian untuk satuan pendidikan dalam mendukung program Transisi PAUD – SD  yaitu sekolah dapat melakukan beberapa hal untuk membantu anak-anak mengatasi transisi dari PAUD ke SD. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

a.    Menyediakan program yang kreatif dan menarik, serta mendorong partisipasi aktif anak-anak. Program seperti ini cenderung lebih berhasil dalam membantu anak-anak menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka.

b.   Menyediakan bahan modul ajar yang sesuai dengan kurikulum dan karakteristik anak-anak. Bahan modul ajar ini dapat membantu anak-anak untuk belajar secara mandiri dan bersama-sama dengan teman-teman mereka.

c.    Menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai dan aman untuk anak-anak. Fasilitas dan sarana prasarana ini dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak.

MANFAAT DAN KETERAMPILAN ORANG TUA DALAM PENGASUHAN TERHADAP ANAK ANAK

UCU JAMILAH
Bunda PAUD KOTA Administrasi Jakarta Pusat


Ucu Jamilah
Pendidikan keorangtuaan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi perkembangan anak. Pendidikan keorangtuaan adalah proses keterampilan dalam mengasuh anak yang berlandaskan pada aturan yang agung dan mulia. Pendidikan keorangtuaan juga dapat membantu orang tua untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada anak secara emosional, sosial, kognitif, dan fisik. Pendidikan keorangtuaan juga dapat meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dan anak, serta antara orang tua dan sekolah.

Beberapa manfaat dari pendidikan keorangtuaan adalah sebagai berikut:

  1. Anak mampu meningkatkan kehadiran mereka di sekolah, bersikap dan berperilaku baik.

  2. Anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, serta memiliki karakter yang baik.

  3. Orang tua dapat menjadi panutan yang positif bagi anak, serta menciptakan suasana yang hangat dan tentram di keluarga.

  4. Orang tua dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hukum perkawinan, kesehatan, keorangtuaan, dan lain-lain.


selanjutnya orang tua wajib memiliki keterampilan atau kemampuan dalam pendidikan /pengasuhan terhadap anak anaknya. mengapa karena Keterampilan dalam pendidikan keorangtuaan  diperlukan untuk mengasuh anak-anak mereka dengan baik. Beberapa keterampilan yang penting dalam pendidikan keorangtuaan adalah:



  1. Keterampilan komunikasi. Orang tua harus mampu berkomunikasi dengan anak-anak mereka secara efektif, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi yang baik dapat membantu orang tua untuk mengetahui kebutuhan, perasaan, dan masalah anak-anak mereka, serta memberikan dukungan, bimbingan, dan nasihat yang sesuai.

  1. Keterampilan mendidik. Orang tua harus mampu memberikan pendidikan yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak-anak mereka. Pendidikan yang dimaksud tidak hanya meliputi aspek kognitif, tetapi juga aspek fisik, sosial, emosional, dan moral. Orang tua harus mengetahui cara mengajarkan anak-anak mereka tentang nilai-nilai, norma, etika, agama, dan budaya yang baik.

  1. Keterampilan mengasuh. Orang tua harus mampu memberikan asuhan yang berkualitas kepada anak-anak mereka. Asuhan yang berkualitas meliputi aspek kesehatan, gizi, kebersihan, keselamatan, dan stimulasi.. Orang tua harus mengetahui cara merawat anak-anak mereka saat sakit, memberi makan yang sehat dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, melindungi dari bahaya, dan memberikan kesempatan untuk bermain dan belajar.

  1. Keterampilan disiplin. Orang tua harus mampu mendisiplinkan anak-anak mereka dengan cara yang tepat. Disiplin yang tepat adalah disiplin yang bersifat positif, konsisten, adil, dan proporsional. Orang tua harus mengetahui cara menetapkan aturan dan batasan yang jelas, memberikan pujian dan hukuman yang sesuai, serta menyelesaikan konflik dan masalah dengan bijak.

  1. Keterampilan manajemen stres. Orang tua harus mampu mengelola stres yang timbul akibat tuntutan dan tantangan dalam mengasuh anak-anak mereka. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental orang tua, serta hubungan dengan anak-anak dan pasangan. Orang tua harus mengetahui cara mengenali gejala stres, mencari sumber stres, mengurangi stres, serta mencari dukungan dan bantuan jika diperlukan.

Senin, 25 September 2023

DEKLARASI PEMIMPIN ASEAN TENTANG PENGASUHAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

 Disadur Kembali : Oleh Arif Nasdianto*


Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (selanjutnya disebut “ASEAN”) yaitu, Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja, Republik Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos ( Laos), Malaysia, Republik Persatuan Myanmar, Republik Filipina, Republik Singapura, Kerajaan Thailand, dan Republik Sosialis Vietnam, bertemu pada KTT ASEAN ke-43 di Jakarta pada tanggal 5 September 2023;

MENGINGAT komitmen kami terhadap Konvensi Hak-Hak Anak (1995), Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (2015), Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN (2012), Deklarasi ASEAN tentang Penguatan Pendidikan bagi Anak-Anak dan Remaja Putus Sekolah ( 2016), Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Mengakhiri Segala Bentuk Malnutrisi (2017), Deklarasi ASEAN tentang Hak Anak dalam Konteks Migrasi (2019), Deklarasi Perlindungan Anak dari Segala Bentuk Eksploitasi dan Pelecehan di ASEAN (2019), Peta Jalan ASEAN tentang Penghapusan Segala Bentuk Pekerja Anak (2020), dan Deklarasi Penghapusan Penindasan di ASEAN (2021), yang mempromosikan, menghormati dan melindungi hak-hak anak;

MENYADARI komitmen global dan regional mengenai PAUD seperti SDG4 - Pendidikan 2030, Deklarasi Putrajaya pada tahun 2016, Pernyataan Aksi Kathmandu pada tahun 2018, dan Deklarasi dan Komitmen Aksi global Tashkent untuk Transformasi Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun 2022; dan MENGAKUI peluang untuk sepenuhnya mengoperasionalkan komitmen-komitmen ini dalam konteks Asia Tenggara;

MENEGASKAN KEMBALI komitmen kami dalam Deklarasi Transformasi Digital Sistem Pendidikan di ASEAN, yang diadopsi pada KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 pada tahun 2022, yang mengakui perlunya mengadopsi dan mentransformasi sistem pendidikan, termasuk Pendidikan dan Perawatan Anak Usia Dini (PAUD), dalam kaitannya dengan perekonomian dan masyarakat yang terdigitalisasi dengan cepat, mendorong perolehan keterampilan dan kompetensi yang relevan, dan memastikan bahwa sistem pendidikan ASEAN tetap relevan dalam dunia kerja, masyarakat, dan lingkungan yang berubah dengan cepat;

MENGAKUI bahwa semua Negara Anggota ASEAN, secara individu dan kolektif, telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan kehidupan anak-anak di seluruh kawasan dan bahwa upaya signifikan telah dilakukan oleh pemerintah di Asia Tenggara untuk memberikan pendekatan yang holistik dan terpadu dalam memberikan layanan PAUD; SADARI bahwa anak-anak akan lebih mampu mencapai 2 potensi perkembangan mereka secara penuh sebagai orang dewasa dan berpartisipasi dengan sukses dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan kewarganegaraan ketika mereka diberikan pengasuhan yang kuat di tahun-tahun awal mereka – sehat, bergizi baik, aman, terstimulasi, dan belajar; dan bahwa pengasuhan dan pendidikan anak usia dini dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kesetaraan dan keadilan sosial dan sebagai sarana mobilitas sosial, pertumbuhan ekonomi inklusif dan memajukan pembangunan berkelanjutan; MENGAKUI bahwa bahkan sebelum pandemi terjadi, sub-sektor PAUD sudah menghadapi berbagai tantangan seperti terbatasnya akses, pendanaan yang tidak memadai, tata kelola yang tidak terkoordinasi, dan dukungan kebijakan yang terfragmentasi. Situasi ini kini diperburuk oleh dampak COVID-19 terhadap pembelajaran, perkembangan, dan lingkungan rumah anak kecil yang menyebabkan kerugian serius dalam pembelajaran kognitif dan sosial-emosional;

MEMPERHATIKAN dengan penuh keprihatinan bahwa program pemulihan pascapandemi tidak memberikan perhatian yang memadai terhadap dampak COVID-19 terhadap anak-anak muda, terutama mereka yang paling terpinggirkan dan rentan, meskipun faktanya tahun-tahun awal adalah periode penting dalam perkembangan kognitif dan sosio-emosional yang cepat. pembangunan yang meletakkan dasar bagi kesehatan dan gizi yang baik, pembelajaran di masa depan dan keberhasilan pendidikan di masa depan, serta produktivitas ekonomi sepanjang hidup;

PERHATIKAN bahwa pemulihan PAUD secara penuh hanya dapat terwujud jika anak-anak, keluarga, program PAUD, dan sektor ini secara keseluruhan didukung dalam berbagai bidang seperti kebijakan, tata kelola, dan keuangan; akses terhadap layanan PAUD yang berkualitas dan inklusif; tenaga kerja PAUD yang kompeten dan mendapat imbalan yang memadai; dan inovasi untuk mendorong sistem PAUD yang berketahanan;

MENYADARI bahwa anak-anak masa kini akan tumbuh sebagai orang dewasa di dunia yang sangat berbeda dengan dunia orang tua mereka, yang tertantang oleh dampak perubahan iklim, degradasi lingkungan, konflik, meningkatnya kesenjangan dan kerentanan sosial dan ekonomi, serta teknologi digital dan perubahan Sektor PAUD akan memainkan peran penting dalam membantu anak-anak dan keluarga mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini; dan yang terakhir,

MENEGASKAN kembali komitmen berkelanjutan kami untuk memastikan akses universal dan meningkatkan kualitas PAUD formal dan non-formal.

 

DENGAN INI SETUJU UNTUK:

1. MEMPERCEPAT akses dan partisipasi anak-anak dalam PAUD inklusif yang berkualitas tinggi, khususnya bagi kelompok yang paling rentan dan terpinggirkan, sesuai dengan undang-undang, kebijakan dan peraturan nasional yang berlaku, untuk membantu memastikan pembangunan anak-anak yang holistik dan terintegrasi dengan memberikan stimulasi pembelajaran awal mereka dan meningkatkan kesehatan, nutrisi, dan kesejahteraan mereka. Kelompok-kelompok ini termasuk namun tidak terbatas pada anak-anak masyarakat adat, anak-anak penyandang disabilitas, anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi, dan anak-anak yang menjadi pekerja anak;

2. BERUSAHA untuk secara progresif mengalokasikan persentase belanja pendidikan yang memadai untuk PAUD, memastikan akses anak terhadap pendidikan pra-sekolah dasar 3 selama satu tahun, dan memprioritaskan kelompok termiskin dan paling tidak beruntung, jika memungkinkan;

3. MENGEMBANGKAN Peta Jalan implementasi Deklarasi ini melalui kegiatan dan tindakan nyata yang akan melengkapi rencana kerja sektor pendidikan ASEAN dan Badan Sektoral terkait lainnya;

 

KUALITAS

 

4. MEMASTIKAN kurikulum dan pedagogi PAUD berbasis permainan, berpusat pada anak, responsif terhadap budaya, dan berbasis pada pengetahuan lokal; mampu beradaptasi terhadap krisis di masa depan seperti perubahan iklim; mempromosikan kewarganegaraan global dan pembangunan berkelanjutan; melindungi hak-hak anak; memperkuat kesetaraan gender; menghormati keberagaman dan inklusif bagi setiap anak; dan, jika memungkinkan, sediakan pengajaran dalam bahasa ibu anak;

5. MENGEMBANGKAN sistem pemantauan untuk mengevaluasi dan meningkatkan penyampaian layanan PAUD dan memastikan operator dan pendidik menerapkan kehati-hatian dan ketekunan, program profesional guru, pengembangan dan penerapan kurikulum di lingkungan PAUD formal, kolaborasi lintas sektoral, dan mekanisme pembiayaan ;

 

ACCESS

 

6. BERKOMITMEN untuk mengembangkan PAUD berkualitas yang terjangkau dan dapat diakses, baik formal maupun non-formal, termasuk layanan kesehatan, gizi, dan perlindungan pelengkap, khususnya bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan kurang beruntung dan rentan;

7. PRIORITISASI PAUD dalam agenda politik dengan mengembangkan kebijakan dan kerangka hukum, dengan alokasi anggaran yang memadai untuk menjamin terpenuhinya akses setiap anak terhadap PAUD, khususnya akses terhadap pendidikan pra-sekolah minimal satu tahun;

8. MEMPERKUAT transisi dari PAUD ke Pendidikan Dasar dengan menyelaraskan kurikulum dan pedagogi, memastikan bahwa program pelatihan untuk guru PAUD dan guru pendidikan dasar juga selaras dan mendorong transisi yang mulus dari metode berbasis permainan ke metode pedagogi lainnya, dan memperdalam kolaborasi antar pemangku kepentingan terkait;

9. MENGEMBANGKAN kebijakan dan proses untuk memastikan transisi yang lancar dari PAUD ke pendidikan pra-sekolah dasar;

 

TENAGA KERJA PAUD

10. MENINGKATKAN pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, serta status profesional tenaga kerja PAUD (guru, fasilitator, pemimpin, operator), termasuk mereka yang bekerja di sektor non-formal dan non-negara. Hal ini harus mencakup penyediaan 4 jalur yang jelas untuk pertumbuhan karier mereka di masa depan;

11. MEMPERLUAS program pengembangan profesi berkualitas tinggi pra-jabatan dan dalam jabatan yang relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan staf guru formal dan non-formal;

12. MEMASTIKAN kesejahteraan guru dijaga khususnya pasca-COVID-19, dengan meningkatkan kondisi kerja dan gaji guru serta memberikan dukungan kesehatan mental;

13. MENGATASI bias gender yang ada dalam angkatan kerja PAUD dengan mendorong partisipasi laki-laki dan perempuan;


TATA KELOLA DAN KEMITRAAN SEKTOR ECCE

14. MEMPROMOSIKAN kolaborasi antar kementerian di setiap negara dan kolaborasi antar lembaga pemerintah di kawasan;

15. MEMPERKUAT kemitraan dan kerja sama berkelanjutan antara pemerintah dengan masyarakat sipil, lembaga internasional, lembaga akademis, dan sektor swasta. Kemitraan ini harus bertujuan untuk menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk PAUD inklusif yang berkualitas tinggi dan mewujudkan PAUD yang holistik, terintegrasi, dan inklusif yang mengarah pada pengembangan individu yang lebih kuat dan keadilan sosial yang lebih besar;

16. MEMPERKUAT kolaborasi multisektoral PAUD di antara masyarakat sipil, lembaga internasional, dan sektor swasta;

 

ORANG TUA DAN PENGAWAS

17. MENINGKATKAN kapasitas orang tua dan pengasuh lainnya dalam memberikan pengasuhan kepada anak-anak mereka sambil memastikan bahwa tindakan tersebut diterapkan dengan cara yang sensitif secara budaya dan bahasa dan dengan cara yang mendukung kesehatan mental mereka;

18. MENEGASKAN pentingnya pendekatan pengasuhan bersama dalam program pendidikan pengasuhan anak untuk mendorong pengasuhan dan pendidikan anak yang lebih seimbang gender;

19. DUKUNG orang tua untuk mendaftarkan dan menjaga anak-anak mereka dalam program PAUD melalui pendidikan orang tua, kampanye PAUD lokal, dan, bagi kelompok rentan, kebijakan dukungan keluarga;

20. MENYEDIAKAN dukungan bagi orang tua untuk membantu mereka memastikan transisi yang lancar bagi anak-anak mereka dari rumah ke PAUD dan kemudian ke tingkat awal pendidikan dasar;

 

TEKNOLOGI DIGITAL

 21. JELAJAHI dan OPTIMALKAN teknologi digital sebagai wahana untuk memberikan 5 alternatif model pengembangan profesional guru PAUD guna memberikan aksesibilitas, ketersediaan, dan fleksibilitas yang lebih besar bagi guru, khususnya di daerah pedesaan. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah pusat dan daerah perlu memastikan kesetaraan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan;

22. MEMBELI para guru dengan keterampilan untuk menggunakan teknologi dengan cara yang aman dan beretika. Hal ini mencakup pengetahuan mengenai keselamatan dan perlindungan anak di lingkungan online;

23. MENGEMBANGKAN sistem pemantauan multisektoral untuk memastikan akuntabilitas dan meningkatkan efektivitas program PAUD;

24. MEMPERKENALKAN teknologi digital untuk menyediakan sumber belajar dan program pelatihan bagi orang tua dan pengasuh lainnya;

 

KEUANGAN

25. MENGEMBANGKAN kerangka kebijakan berbasis bukti yang memobilisasi dan mendorong penggunaan sumber daya dari berbagai sumber seperti pemerintah, sektor swasta, lembaga internasional dan masyarakat dengan cara yang paling efisien dan etis dengan prioritas diberikan pada akses dan partisipasi bagi kelompok yang paling rentan dan rentan. anak-anak yang terpinggirkan;

26. MENUGAS Pertemuan Para Menteri Pendidikan ASEAN (ASED) untuk mengawasi pelaksanaan Deklarasi ini secara keseluruhan, dengan dukungan dari Pertemuan Pejabat Senior ASEAN tentang Pendidikan (SOM-ED), dan bekerja sama dengan Badan-Badan Kementerian Sektoral ASEAN lainnya yang relevan.

Diadopsi pada Hari Kelima Bulan September Tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga dalam satu rangkap asli dalam Bahasa Inggris.

*Arif Nasdianto, Penilik Provinsi DKI Jakarta