Selamat dan Sukses Hari Bloger Nasional ke 16 ,Tanggal 27 Oktober 2023, Supportive – Working hard – Loving m regoly career – Leadership qualities – Personality – An ability to sell products – Disciplined – Getting along with people

Jumat, 20 November 2020

KESIAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)

Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka terhadap Taman Penitipan Anak (TPA) Provinsi DKI Jakarta di Masa Transisi Pandemi Covid 19. Monev, Jakarta : Bidang Paud Dikmas, November 2020 

Resensi : Arif Nasdianto,dkk

       
Monev ini bertujuan untuk Mengetahui Kesiapan Sarana, Masterplan ruang aktivitas dan Alat Protokol Kesehatan terhadap lembaga TPA yang ada di DKI Jakarta. Monitoring dan Evaluasi (monev) ini dilakukan dengan metode Survei, dengan teknik observasi Guide dengan memberikan cheklist dan obsevasi stuktur dengan melakukan penskoran 0 - 100 dan dilakukan menggukan skala Likert. Sebagai subyek populasi adalah Kepala TPA yang terdiri dari 44 orang di Provinsi DKI Jakarta dan sample berjumlah 44 orang. Sample diambil menggunakan tehnik sampling populasi. Intrumen monev mensurvai Identitas lembaga, Kesiapan Sarpras, Kesiapan Masterplan Ruang Aktivitas dan Kesiapan Alat Protokol Kesehatan dengan menggunakan angket. 
       Hasil Monev menyimpulkan sebagai berikut : Pertama; Kelengkapan sarpras terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 14 (32 %) lembaga TPA memiliki katogori sangat lengkap atau sangat siap , 15 ( 34 %) TPA memiliki katagori lengkap , 8 (18 %) TPA katagori kurang lengkap , 3 (7 %) TPA katagori tidak lengkap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak lengkap atau siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, Adapun penyediadaan sarpras terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Lengkap atau Siap. Kedua; Kesiapan masterplan ruang aktivitas terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 22 (50%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap, 4 (9%) TPA memiliki katagori siap , 4 (9%) TPA katagori kurang siap , 6 (14%) TPA katagori tidak Siap dan 8 (18%) TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, selanjutnya kesiapan masterplan ruang aktivitas terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Siap. Ketiga; Kesiapan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2 (5%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori siap , 15 (34%) TPA katagori kurang siap , 11 (25%) TPA katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, selanjutnya kesiapan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Kurang Siap. 
       Kesiapan pembelajaran tatap Muka secara menyeluruh dilihat dari sarpras, masterplan ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2 (5%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori siap , 15 (34%) TPA katagori kurang siap , 11 (25%) TPA katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19. Selanjutnya kesiapan sarpras, masterplan ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Kurang Siap. 

I. PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

    Berlangsungnya pandemi covid19 dari mulai bulan maret 2020 membuat satuan pendidikan dari Tingkatan PAUD , SD, SLTP, dan SLTA dilakukan penutupan pembelajaran tatap muka. Walaupun demilian Dinas Pendidikan mengintruksikan setiap satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran melalui Home Learning atau Belajar di Rumah secara Jarak Jauh .Adapun pembelajaran BDR tersebut dapat dilakukan secara Daring (Dalam Jaringan) dan Luring (Luar Jaringan) dengan menggunakan platform tertentu sesuai kondisi kekuatan satuan pendidikan. Satuan Pendidikan selama 9 bulan berlangsung melaksanakan BDR dengan sistem PJJ banyak masalah yang dihadapi oleh satuan pendidikan itu sendiri, mulai dari kekurangan prosentase jumlah peserta didik , kekurangan tingkat kehadiran peserta didik bahkan tingkat prosentase kinerja satuan pendidikan dan pendapatan ekonomi satuan pendidikan. 
       Melihat masalah yang terjadi terkait dengan pendapatan ekonomi sekolah banyak satuan pendidikan Khususnya TPA (Taman Penitipan Anak) mengusulkan baik secara tertulis maupun lisan agar satuan pendidikan dapat dibuka proses pembelajaran tatap muka dengan tidak mengindahkan protokol kesehatan. Berdasarkan hasil Monitoring Penilik, TPA di Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di 5 (lima) wilayah Kota pada bulan November 2020, berjulah 44 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 0 - 6 tahun sebanyak 899 anak. Adapun jumlah Pendidik/Pengasuh sebayak 194 orang. 
       Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta khususnya Dinas Pendidikan melihat uraian di atas maka Dinas Pendidikan melakukan koordinasi lintas sektoral dalam rangka persiapan pembukaan Pembelajaran tatap muka diantaranya melakukan self assesment pada lingkungan satua pendidikan yang bekerja sama denan Gugus Covid 19. Selanjutnya dalam mencari informasi kepastian kesiapan pembelajaran tatap muka pada satuan pendidikan khususnya di tingkat PAUD jenis TPA (Taman Penitipan Anak) maka perlu dilakukan Monev Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka. 

B. Perumusan Masalah 

Dari uraian yang telah dijabarkan dalam latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya adalah yang dapat timbul dari variabel Kesiapan Pemebelajaran Tatap Muka Pada Satuan TPA adalah 

1. Berapa prosen kesiapan / kelengkapan sarana dan prasarana TPA dalam mendukung              pembelajaran tatap muka 
2. Berapa prosen kesiapan masterplant ruang aktivitas kegiatan / bermain TPA dalam                  mendukung pembelajaran tatap muka 
3. Berapa prosen kesiapan adanya protokol kesehatan TPA dalam mendukung pembelajaran      tatap muka 
4. Berapa prosen kesiapan secara keseluruhan TPA dalam mendukung pembelajaran tatap        muka 

C. Kegunaan Monev. 

Kegunaan yang diharapkan diadakannya Monev ini diantaranya ialah: 
1  Bagi Tim Monev, hasil dari Monitoring dan evaluasi ini sebagai penambah wawasan                tentang   kesiapan pembelajaran tatap muka di TPA 
2  Bagi pihak yang berkepentingan, diharapkan hasil dari Monev ini dapat memberikan                masukan-masukan yang bermanfaat dalam mengambil kebijakan-kebijakan dan langkah-        langkah yang ditempuh yang pada akhirnya dapat mendukung pencapaian tujuan                    pendidikan Nonformal dan Informal dan pembelajaran secara optimal, sebagaimana yang        diharapkan semua pihak. 

II. METODOLOGI MONEV 

A. Tujuan 

       Tujuan yang ingin dicapai dalam Monev ini adalah untuk menganalisis seberapa besar kesiapan Pembelajaran Tatap Muka terhadap Taman Penitipan Anak (TPA). Secara operasional, tujuan Monev yang ingin dicapai adalah untuk: 1. Mengetahui Prosentase Kelengkapan/Kesipan Sarpras TPA dalam mendukung Pembelajaran Tatap Muka 2. Mengetahui Prosentase Kesiapan Masterplant Ruang Aktivitas TPA dalam mendukung Pembelajaran Tatap Muka 3. Mengetahui Prosentase Kesiapan Protokol Kesehatan TPA dalam mendukung Pembelajaran Tatap Muka 4. Mengetahui Prosentase Kesiapan lembaga TPA yang memiliki Kesiapan secara menyeluruh 

B. Tempat dan waktu 
1. Tempat , Tempat kegiatan monev di 5 Wilayah provinsi DKI Jakarta 
2. Waktu , Waktu Kegaiatn Monev dilaksanakan dari tanggal 1 sd 6 November 2020. 

C. Metode Monev 

         Metode Monev yang digunakan dengan teknik survay , Tim Monev mendatangi lembaga TPA sesuai dengan tugas 

D. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel 

1. Populasi TPA Jumlah TPA di DKI Jakarta yang masuk dalam pembinaan Dinas Pendidikan      berjulah 44 TPA 
2. Teknik Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan dalam monev menggunakan teknik        populasi sampel, yaitu seluruh jumlah populasi dijadikan sampel 

E. Teknik Pengumpulan Data 

    Teknik pengumpulan data melalui observasi. Untuk pengumpulan data pemantauan dengan menggunakan observasi guide yaitu dengan memberikan checklist apa yang ada di lapangan. Kemudian pengumpulan data penilaian dengan menggunakan observasi berstruktur yaitu melakukan penskoran rentang 0 -100 sesuai dengan terpenuhinya indikator yang ada. Untuk mengetahui lengkap dan tidaknya, siap dan tidaknya hasil penskoran tersebut dilakukan menggukan skala Likert merujuk pada alternatif jawaban. Lima alternatif jawaban untuk Sarpras adalah : 1. Sangat lengkap : skor 81 - 100 2. Lengkap : skor 61 - 80 3. Kurang Lengka : skor 41 - 60 4. Tidak lengkap : skor 21 - 40 5. Sangat tidak Lengkap : skor 0 - 20        
    Sedangkan untuk instrumen kesiapan masterplan ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan menggunakan alternatif jawaban yakni: 1. Sangat Siap : skor 81 – 100 2. Siap : skor 61 - 80 3. Kurang siap : skor 41 - 60 4. Tidak Siap : skor 21 -40 5. Sangat Tidak Siap : skor 0 - 20 F. Instrumen Monev Instrumen Monev (Monitoring dan Evaluasi) 
       Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka terhadap TPA menggunakan angket dengan indikator : 1. Identitas lembaga 2. Sarana prasarana pembelajaran 3. Masterplan Ruang Aktivitas sesuai protokol kesehatan 4. Alat Protokol Kesehata

III. HASIL MONEV TPA 

        Bab ini akan membahas hasil Monitoring dan Evaluasi yang telah dilakukan. Baik berupa temuan-temuan lain yang mungkin bisa diungkapkan dari data empirik. Bahasan bab ini terbagi dalam 5 sub bagian yaitu, Deskrisi data identitas lembaga, deskripsi data kesipan dan kelengkapan sarpras, deskripsi data kesipan masterplan ruang aktivitas, deskripsi data kesiapan alat protokol kesehatan dan deskripsi data lembga TPA yang memiliki kesipan secara menyeluruh

A. Deskripsi Data Identitas Lembaga 

       Skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari indikator izin dan self assesment terletak pada skor 44. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa indikator perizinan hanya berada 29 sedangkan indikator self assesment terletak pada skor 2 . bahwa dari 44 lembaga TPA di DKI Jakarta 29 TPA atau  66% sudah memiliki Izin operasional 14 TPA atau 34% belum memiliki izin operasioanl. Adapun Lembaga TPA di DKI Jakarta dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka ada 2 TPA atau 5% yang sudah melakukan self assesment dan 42 TPA atau  95% belum melakukan self assesmen. dari 44 lembaga TPA.

B.   Deskripsi Data Kesiapan dan Kelengkapan Sarpras

         Skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari kelengkapan sarpras terletak  pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras terletak pada skor  0 -   92 dengan rata rata skor 66 adapan penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata 34. Prosentase kelengkapan sarpras dapat kita lihat pada gambar 3. Hasil monev menunjukan terdapat 32% TPA memiliki katagori sangat lengkap , 34 %  TPA memiliki katagori lengkap, 18 % memiliki katagori kurang lengkap, 7 % TPA memiliki katagori tidak lengkap dan 9% TPA memiliki katagori sangat tidak lengkap atau siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19.dari 44 lembaga TPA. Lihat gambar 1.

Gambar 1.  Distribusi Frekwensi Kelengkapan Sarpras


C.    Deskripsi Data Kesipan Masterplan Ruang aktivitas.

         Skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari kesiapan masterplan ruang aktivitas terletak pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras terletak pada skor 0 - 100 dengan rata rata skor 62 adapan penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata 38. Selanjutnya prosentase keseipan masterplan ruang aktivitas dapat kita lihat pada gambar 4. Hasil monev menunjukan terdapat 50% TPA memiliki katagori sangat siap , 9 %  TPA memiliki katagori Siap, 9 % memiliki katagori kurang siap, 14 % TPA memiliki katagori tidak siap dan 18% TPA memiliki katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19. dari 44 lembaga TPA. Lihat Gambar 2 Dibawah ini.

Gambar 2. Distribusi Frekwensi Kesipanan Masterplan Aktivitas Bermain


D.     Deskripsi Data Kesiapan Alat Protokol Kesehatan.

         Skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari kesiapan protokol kesehatan terletak  pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras terletak pada skor  0 -  100 dengan rata rata skor 49 adapan penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata skor 51. Prosentase kesiapan alat protokol kesehatan.  Hasil monev menunjukan terdapat 5% TPA memiliki katagori sangat siap , 27 %  TPA memiliki katagori Siap, 34 % memiliki katagori kurang siap, 25 % TPA memiliki katagori tidak siap dan 9% TPA memiliki katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19.dari 44 lembaga TPA Lihat Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Distribusi Frekwensi Kesiapan Protokol Kehatanan TPA


E.     Deskripsi Data Lembaga TPA yang memiliki kesiapan secara menyeluruh. 

         Skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari kesiapan protokol kesehatan terletak  pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras terletak pada skor  0 -  92 dengan rata rata skor 49 adapan penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata skor 59. Selanjutnya prosentase kesiapan alat protokol kesehatan dapat kita lihat pada gambar 6. Hasil monev menunjukan terdapat 5% TPA memiliki katagori sangat siap , 27 %  TPA memiliki katagori Siap, 34 % memiliki katagori kurang siap, 25 % TPA memiliki katagori tidak siap dan 9% TPA memiliki katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19.dari 44 lembaga TPA. Lihat Gambar 4.

Gambar 4. Distribusi Frekwensi Kesiapan secara Keseluruhan 
Pembelajaran  Tatap Muka di TPA


I.       PENUTUP

A.     Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil Monev di atas, berikut ini dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1.     TPA di Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di 5 (lima) wilayah Kota pada bulan November 2020, berjulah 44 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 0 - 6 tahun sebanyak 899 anak. Adapun jumlah Pendidik/Pengasuh sebayak 194 orang.

2.     44 lembaga TPA di DKI Jakarta 29 TPA atau  66% sudah memiliki Izin operasional 14 TPA atau 34% belum memiliki izin operasioanl.

3.     Persiapan   pembelajaran   tatap muka ada 2 TPA atau 5%   yang sudah melakukan self assesment dan 42 TPA atau  95% belum melakukan self assesmen.

4.     Kelengkapan sarpras terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 14 (32 %) lembaga TPA memiliki katogori sangat lengkap atau sangat siap , 15 ( 34 %) TPA memiliki katagori lengkap , 8 (18 %) TPA katagori kurang lengkap , 3 (7 %) TPA katagori tidak lengkap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak lengkap atau siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, Adapun penyediadaan sarpras terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Lengkap atau Siap

5.     Kesiapan  masterplan  ruang aktivitas terhadap  44  TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 22 (50%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap, 4 (9%) TPA memiliki katagori siap , 4  (9%) TPA katagori kurang siap , 6 (14%) TPA katagori tidak Siap dan 8 (18%) TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, selanjutnya kesiapan masterplan ruang aktivitas terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Siap.

6.    Kesiapan  alat  protokol kesehatan  terhadap 44 TPA  menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2 (5%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori siap , 15  (34%) TPA katagori kurang siap , 11 (25%) TPA katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, selanjutnya kesiapan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Kurang Siap

7.     Kesiapan   pembelajaran tatap Muka secara menyeluruh  dilihat dari sarpras, masterplan ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2 (5%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori siap , 15  (34%) TPA katagori kurang siap , 11 (25%) TPA katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19. Selanjutnya kesiapan sarpras, masterplan ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Kurang Siap.

B.    Saran

      Berdasarkan  kesimpulan   yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan saran-saran   sebagai   berikut :

1.     Untuk meningkatkan kesiapan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan khususnya TPA di DKI Jakarta di masa transisi pandemi covid 19, maka jajaran Dinas Pendidikan secara kontinu melakukan supervisi dalam segi sarpras, masterplan ruang aktivitas yang sesuai protokol kesehatan dan alat protokol kesehatan

2.     Melakukan pembinaan dan mendorong kepada satuan pendidikan TPA agar mengajukan izin operasional bagi yang belum izin

3.   Mendorong  kepada satuan pendidikan TPA agar melakukan self Assesmen kesiapan pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19

4.  Melakukan   pembinaan dan mendorong kepada TPA  untuk pengadaan sarpras, pengelolaan masterplan  ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan dalam rangka pembelajaran tatap muka





















2 komentar:

Terima kasih atas komentar dan pesan yang bermanfaat. Selamat membaca