Selasa, 25 Desember 2018
KILAS BALIK BELAJAR PADA DIRI KITA
Menyongsong Tahun 2019
Resensi obrolan WA IPI
Dikatan oleh Meiman Poyck bahwa Kalau mau konsisten menjadikan ibadah itu sungguh luar biasa dan patut dihormati tapi apakah selama ini ada ajakan dari orang orang yang merayakanya, harusnya juga konsisten untuk tidak menggunakan product bagi orang orang yang tidak seiman. Jika kita mengikuti tren yang terdapat berita dalam medsos itu sama saja mengikuti apa yg mereka pelajari dan yakini_
Untuk itu kita Harus bisa membedakan antara Aqidah dan Teknologi. Bahwa teknologi harus dijadikan RASA SYUKUR...bahwa manusia dima'mumkan pikirannya untuk berbuat sesuatu yg bermanfaat bagi umat....maka Surgalah bagiannya...jika Muslim. Tp sebaliknya...jika hasil teknologi dijadikan cara dan upaya untuk menjauhkan diri dan syukur kpd Sang Kholiknya....maka celaka dan binasalah dia. Sebetulnya orang orang pintar dan penemu segala ilmu itu dimulai oleh orang Muslim hanya dikembangkannya....dan dijadikan bisnis usahanya oleh orang lain .mengapa? Karena orang tersebut sifatnya Duniawi.
Dari hal tersebut di atas _Tatang_ dari IPI Cimahi menambahkan cara berpikir di atas merupakan cara berfikir yg sehat. Sehat dan netral tiap pikiran dalam setiap diri, agar cara menapsir sesuatu tidak berdasarkan bacaan dan ilmu kata dan Belajarlah pada pengalamanmu.
Coba belajar apa yg anda rasakan, jgn belajar apa yg anda liat menurut _Tatang_ dari IPI Cimahi.
Kemudian _Meiman Poyck_ menambahkan bahwa Harusnya kita menyadari banyak perbedaan karena itu harus ada batasan ... yg harus di jaga sebab, kita tidak pernah meminta utk _dilahirkan dan diberi nama serta agama_ .... yang Pasti, Allah punya Kuasa dan jika Ia berkehendak hanya satu agama saja didunia pasti itu akan terjadi ..... Amin.
Allah Maha Kuasa...
Allah sang pencipta
Bagi Allah tidak ada yg mustahil.... Salam persaudaraan n persahabatan.
Tentang agama dan keyakinan...."maaf tanpa paksaan" itu lebih bernilai saudaraku!!!...dari banyolan,ngumbar kata yg tak keruan.pamer foto lg mejeng,pamer harta kekayaan milik pribadi........maaf...saya tdk bermaksud menyinggung siapapun.....hanya sekedar membunuhkan kalimat lewat WA ini....barangkali bermafaat......jika ga ada gunanya....ya buang aja.....gampang kan? Ga perlu marah2......Para Penilik itu kan Kaum Intelek......
Dalam kehidupan ini penggetahuan, pemahaman latar belakang dll , pasti berbeda yg paling utama adalah tidak menunnjuk, tidak mengskreditkan orang , atau memfonis. Ternyata yg menurut kita benar belum tentu nenurut pendapat orang lain.
Tuhan menciptakan segala yg baik atau yg buruk atau yg lainnya ternyata semua mengandung maksud, akhiirnya kembali pada tiap pribadi masing masing dlm menfasir suatu situasi atau keadaan atau kejadian.
Yg bermasalah adalah memaksakan kehendak dan memaksa orang lain untuk mengikuti apa yg kita mau.
Tidak jatang orang berdebat, perdebatan adalah ciri bahwa diri ini merasa benar.
Kalau sdh masuk ranah itu maka dipastikan akan ketemu salahnya.
Coba kita belajar mengaku bersalah sy yakin akan ketemu dg benarnya.
Sekedar berbagi saja apa yg saya rasakan,
Mohon maaf orang yg cerdas intelektual ternyata bellum tentu cerdas secara spiritual.
Mari kita selalu belajar apa yg kita rasakan, makanya jgn terlalu byk teori to dlm hidup ini, kita harus kepada tingkkat pengamalan biar terasa manfaatnya.
Sehebat bacaan apapun ketika tdk diamalkan , hakulyakin tdk jadi apa apa.
Kita dianugrahi mendengar, saya sampai usia 50 lebih ,ternyata saya masih belajar, mendengar saja betul betul masih belajar.
Berdiam diri saja tdk berbicara termasuk belajar.
Hal hal yg terasa tdk nyaman,tdk sesuai dg harapan akan selalu ada. Jauhkan dari sebuah pengakuan diri merasa hebat dan lain sebagainya itu penyakit yg menahun dlm setiap diri, termasuk sy masih begitu, tapi terus berjuang sefikit demi sedikit.
Makin terus belajar makin banyak kesadaran diri akan kekurangan tiap diri masing masing.
Selanjutnya _Tatang_ IPI Cimahi mengatakan; Ya itu kan kata orang.....sy tdk kuasai berteori ceritra ketika 60, th krn saya belum usia segitu.
Bahasa kiasan diciptakan agar enak nyaman dibaca itu menjadi sebuah pemahaman saja.
Hakulyakin kalau sudah di lalui baru bisa berceritra pada sahabat tercinta.
Bagaimana mungkin sy bisa bercerita kemewahan kota amerika atau kota yg lainnya ketika kita belum pernah melihat.
Itulah yg dinamakan ilmu kata.
Tapi semuannya baik dan tidak percuma. _realise by arifdki2018_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selamat malam meiman apa khabar bapak saya senang membaca,artikel bapak suasana hati saya jadi lebih PLONG!
BalasHapus