by arif nasdianto
Pembimbingan dan pembinaan idealnya adalah melihat dari deviasi atau penyimpangan hasil pemantauan dan penilaian yang harus ada di satuan pendidikan. Jika mengikuti keinginan atau kebutuhan guru atau penilik saat itu dalam pembimbingan dan pembinaan maka deviasi yg ada akan terabaikan. Karena waktu sangat terbatas penilik dalam melakukan pembimbingan.
Banyak penilik dalam melakukan pembimbingan dan pembinaan PTK tidak berdasarkan deviasi Hasil pemantauan dan penilaian secara detail atau perioritas kebutuhan lembaga. Akhirnya pembimbingan dan pembinaan terkesan manipulasi kebutuhan yang tidak dibutuhkan.
Melihat konteks di atas hendaknya penilik harus mengetahui dan memahami deviasi di dalam catatan ini merupakan penyimpangan yang terjadi dalam standar pendidikan dan boleh dikatakan suatu penyakit yang harus disembuhkan atau diluruskan sesuai standarnya guna meningkatkan kualitas kehidupan penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan lembaga binaan penilik.
Dalam melangsungkan pembimbingan hendaknya penilik dapat melihat data penyimpangan yang terjadi. Standar pendidikan mana yang masih kurang kesesuaianya. Untuk itu materi pembimbingan dari penilik terhadap PTK Paud Dikmas dapat mengambil dari data penyimpangan atau kekurangan standar dari program paud dikmas yang sedang berjalan.
Jika penilik secara bertahap melakukan pembimbingan berdasarkan data deviasi dalam langkah pembimbingan maka secara bertahap kualitas sebuah program lambat laun akan meningkat. Adapun peningkatan kualitas sebuah program paud dikmas dapat dilihat dari jumlah prosentasi kesesuaian 8 standar pendidikan atau prosentasi hasil penilaian program paud dikmas.
Untuk itu sebuah penyimpangan program tidak boleh terlupakan dalam pengambilan sebuah materi materi pembimbingan terhadap PTK, hal ini guna peni ngkatan kualitas program dan lembaga paud dikmas di Indonesia.