Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka terhadap Taman Penitipan Anak (TPA) Provinsi
DKI Jakarta di Masa Transisi Pandemi Covid 19. Monev, Jakarta : Bidang Paud
Dikmas, November 2020
Resensi : Arif Nasdianto,dkk
Monev ini bertujuan untuk Mengetahui Kesiapan Sarana, Masterplan ruang aktivitas
dan Alat Protokol Kesehatan terhadap lembaga TPA yang ada di DKI Jakarta.
Monitoring dan Evaluasi (monev) ini dilakukan dengan metode Survei, dengan
teknik observasi Guide dengan memberikan cheklist dan obsevasi stuktur dengan
melakukan penskoran 0 - 100 dan dilakukan menggukan skala Likert. Sebagai subyek
populasi adalah Kepala TPA yang terdiri dari 44 orang di Provinsi DKI Jakarta
dan sample berjumlah 44 orang. Sample diambil menggunakan tehnik sampling
populasi. Intrumen monev mensurvai Identitas lembaga, Kesiapan Sarpras, Kesiapan
Masterplan Ruang Aktivitas dan Kesiapan Alat Protokol Kesehatan dengan
menggunakan angket.
Hasil Monev menyimpulkan sebagai berikut : Pertama;
Kelengkapan sarpras terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 14
(32 %) lembaga TPA memiliki katogori sangat lengkap atau sangat siap , 15 ( 34
%) TPA memiliki katagori lengkap , 8 (18 %) TPA katagori kurang lengkap , 3 (7
%) TPA katagori tidak lengkap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak lengkap atau
siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19,
Adapun penyediadaan sarpras terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap
muka mengindikasikan memiliki katagori Lengkap atau Siap. Kedua; Kesiapan
masterplan ruang aktivitas terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta
ada 22 (50%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap, 4 (9%) TPA memiliki
katagori siap , 4 (9%) TPA katagori kurang siap , 6 (14%) TPA katagori tidak
Siap dan 8 (18%) TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran
tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, selanjutnya kesiapan masterplan
ruang aktivitas terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka
mengindikasikan memiliki katagori Siap. Ketiga; Kesiapan alat protokol kesehatan
terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2 (5%) lembaga TPA
memiliki katogori sangat siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori siap , 15 (34%)
TPA katagori kurang siap , 11 (25%) TPA katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA
katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa
transisi pandemi covid 19, selanjutnya kesiapan alat protokol kesehatan terhadap
44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori
Kurang Siap.
Kesiapan pembelajaran tatap Muka secara menyeluruh dilihat dari
sarpras, masterplan ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA
menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2 (5%) lembaga TPA memiliki katogori
sangat siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori siap , 15 (34%) TPA katagori kurang
siap , 11 (25%) TPA katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak
siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19.
Selanjutnya kesiapan sarpras, masterplan ruang aktivitas dan alat protokol
kesehatan TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki
katagori Kurang Siap.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berlangsungnya pandemi
covid19 dari mulai bulan maret 2020 membuat satuan pendidikan dari Tingkatan
PAUD , SD, SLTP, dan SLTA dilakukan penutupan pembelajaran tatap muka. Walaupun
demilian Dinas Pendidikan mengintruksikan setiap satuan pendidikan melaksanakan
pembelajaran melalui Home Learning atau Belajar di Rumah secara Jarak Jauh
.Adapun pembelajaran BDR tersebut dapat dilakukan secara Daring (Dalam Jaringan)
dan Luring (Luar Jaringan) dengan menggunakan platform tertentu sesuai kondisi
kekuatan satuan pendidikan. Satuan Pendidikan selama 9 bulan berlangsung
melaksanakan BDR dengan sistem PJJ banyak masalah yang dihadapi oleh satuan
pendidikan itu sendiri, mulai dari kekurangan prosentase jumlah peserta didik ,
kekurangan tingkat kehadiran peserta didik bahkan tingkat prosentase kinerja
satuan pendidikan dan pendapatan ekonomi satuan pendidikan.
Melihat masalah yang
terjadi terkait dengan pendapatan ekonomi sekolah banyak satuan pendidikan
Khususnya TPA (Taman Penitipan Anak) mengusulkan baik secara tertulis maupun
lisan agar satuan pendidikan dapat dibuka proses pembelajaran tatap muka dengan
tidak mengindahkan protokol kesehatan. Berdasarkan hasil Monitoring Penilik, TPA
di Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di 5 (lima) wilayah Kota pada bulan
November 2020, berjulah 44 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 0 - 6 tahun
sebanyak 899 anak. Adapun jumlah Pendidik/Pengasuh sebayak 194 orang.
Pemerintah
Daerah Provinsi DKI Jakarta khususnya Dinas Pendidikan melihat uraian di atas
maka Dinas Pendidikan melakukan koordinasi lintas sektoral dalam rangka
persiapan pembukaan Pembelajaran tatap muka diantaranya melakukan self assesment
pada lingkungan satua pendidikan yang bekerja sama denan Gugus Covid 19.
Selanjutnya dalam mencari informasi kepastian kesiapan pembelajaran tatap muka
pada satuan pendidikan khususnya di tingkat PAUD jenis TPA (Taman Penitipan
Anak) maka perlu dilakukan Monev Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka.
B. Perumusan
Masalah
Dari uraian yang telah dijabarkan dalam latar belakang di atas, maka
rumusan permasalahannya adalah yang dapat timbul dari variabel Kesiapan
Pemebelajaran Tatap Muka Pada Satuan TPA adalah
1. Berapa prosen kesiapan /
kelengkapan sarana dan prasarana TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka
2.
Berapa prosen kesiapan masterplant ruang aktivitas kegiatan / bermain TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka
3. Berapa prosen kesiapan adanya protokol
kesehatan TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka
4. Berapa prosen kesiapan
secara keseluruhan TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka
C. Kegunaan
Monev.
Kegunaan yang diharapkan diadakannya Monev ini diantaranya ialah:
1 Bagi
Tim Monev, hasil dari Monitoring dan evaluasi ini sebagai penambah wawasan tentang kesiapan pembelajaran tatap muka di TPA
2 Bagi pihak yang
berkepentingan, diharapkan hasil dari Monev ini dapat memberikan masukan-masukan
yang bermanfaat dalam mengambil kebijakan-kebijakan dan langkah- langkah yang
ditempuh yang pada akhirnya dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan
Nonformal dan Informal dan pembelajaran secara optimal, sebagaimana yang diharapkan semua pihak.
II. METODOLOGI MONEV
A. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai
dalam Monev ini adalah untuk menganalisis seberapa besar kesiapan Pembelajaran
Tatap Muka terhadap Taman Penitipan Anak (TPA). Secara operasional, tujuan Monev
yang ingin dicapai adalah untuk: 1. Mengetahui Prosentase Kelengkapan/Kesipan
Sarpras TPA dalam mendukung Pembelajaran Tatap Muka 2. Mengetahui Prosentase
Kesiapan Masterplant Ruang Aktivitas TPA dalam mendukung Pembelajaran Tatap Muka
3. Mengetahui Prosentase Kesiapan Protokol Kesehatan TPA dalam mendukung
Pembelajaran Tatap Muka 4. Mengetahui Prosentase Kesiapan lembaga TPA yang
memiliki Kesiapan secara menyeluruh
B. Tempat dan waktu
1. Tempat , Tempat
kegiatan monev di 5 Wilayah provinsi DKI Jakarta
2. Waktu , Waktu Kegaiatn Monev
dilaksanakan dari tanggal 1 sd 6 November 2020.
C. Metode Monev
Metode Monev yang digunakan
dengan teknik survay , Tim Monev mendatangi lembaga TPA sesuai dengan tugas
D.
Populasi dan Teknik Pengambilan sampel
1. Populasi TPA Jumlah TPA di DKI Jakarta
yang masuk dalam pembinaan Dinas Pendidikan berjulah 44 TPA
2. Teknik
Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan dalam monev menggunakan teknik populasi
sampel, yaitu seluruh jumlah populasi dijadikan sampel
E. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data melalui observasi. Untuk pengumpulan data
pemantauan dengan menggunakan observasi guide yaitu dengan memberikan checklist
apa yang ada di lapangan. Kemudian pengumpulan data penilaian dengan menggunakan
observasi berstruktur yaitu melakukan penskoran rentang 0 -100 sesuai dengan
terpenuhinya indikator yang ada. Untuk mengetahui lengkap dan tidaknya, siap dan
tidaknya hasil penskoran tersebut dilakukan menggukan skala Likert merujuk pada
alternatif jawaban. Lima alternatif jawaban untuk Sarpras adalah : 1. Sangat
lengkap : skor 81 - 100 2. Lengkap : skor 61 - 80 3. Kurang Lengka : skor 41 -
60 4. Tidak lengkap : skor 21 - 40 5. Sangat tidak Lengkap : skor 0 - 20
Sedangkan untuk instrumen kesiapan masterplan ruang aktivitas dan alat protokol
kesehatan menggunakan alternatif jawaban yakni: 1. Sangat Siap : skor 81 – 100
2. Siap : skor 61 - 80 3. Kurang siap : skor 41 - 60 4. Tidak Siap : skor 21 -40
5. Sangat Tidak Siap : skor 0 - 20 F. Instrumen Monev Instrumen Monev
(Monitoring dan Evaluasi)
Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka terhadap TPA
menggunakan angket dengan indikator : 1. Identitas lembaga 2. Sarana prasarana
pembelajaran 3. Masterplan Ruang Aktivitas sesuai protokol kesehatan 4. Alat
Protokol Kesehatan
III. HASIL MONEV TPA
Bab ini akan membahas hasil Monitoring
dan Evaluasi yang telah dilakukan. Baik berupa temuan-temuan lain yang mungkin
bisa diungkapkan dari data empirik. Bahasan bab ini terbagi dalam 5 sub bagian
yaitu, Deskrisi data identitas lembaga, deskripsi data kesipan dan kelengkapan
sarpras, deskripsi data kesipan masterplan ruang aktivitas, deskripsi data
kesiapan alat protokol kesehatan dan deskripsi data lembga TPA yang memiliki
kesipan secara menyeluruh.
A. Deskripsi Data Identitas Lembaga
Skor teoritik
yang diharapkan diperoleh dari indikator izin dan self assesment terletak pada
skor 44. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa indikator perizinan hanya
berada 29 sedangkan indikator self assesment terletak pada skor 2 . bahwa dari 44 lembaga TPA di DKI Jakarta 29 TPA
atau 66% sudah memiliki Izin operasional
14 TPA atau 34% belum memiliki izin operasioanl. Adapun Lembaga TPA di DKI Jakarta dalam rangka
persiapan pembelajaran tatap muka ada 2 TPA atau 5% yang sudah melakukan self
assesment dan 42 TPA atau 95% belum melakukan
self assesmen. dari 44 lembaga TPA.
B. Deskripsi Data Kesiapan dan Kelengkapan Sarpras
Skor teoritik yang diharapkan
diperoleh dari kelengkapan sarpras terletak pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras
terletak pada skor 0 - 92 dengan rata rata skor 66 adapan
penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata 34. Prosentase kelengkapan sarpras dapat kita lihat pada
gambar 3. Hasil monev menunjukan terdapat 32% TPA memiliki katagori sangat
lengkap , 34 % TPA memiliki katagori
lengkap, 18 % memiliki katagori kurang lengkap, 7 % TPA memiliki katagori tidak
lengkap dan 9% TPA memiliki katagori sangat tidak lengkap atau siap dalam
mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19.dari 44 lembaga TPA. Lihat gambar 1.
Gambar 1. Distribusi Frekwensi Kelengkapan Sarpras
C. Deskripsi Data Kesipan Masterplan Ruang aktivitas.
Skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari kesiapan masterplan ruang aktivitas terletak pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras terletak pada skor 0 - 100 dengan rata rata skor 62 adapan penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata 38. Selanjutnya prosentase keseipan
masterplan ruang aktivitas dapat kita lihat pada gambar 4. Hasil monev
menunjukan terdapat 50% TPA memiliki katagori sangat siap , 9 % TPA memiliki katagori Siap, 9 % memiliki
katagori kurang siap, 14 % TPA memiliki katagori tidak siap dan 18% TPA
memiliki katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di
masa transisi pandemi covid 19. dari 44 lembaga TPA. Lihat Gambar 2 Dibawah ini.
Gambar 2. Distribusi Frekwensi Kesipanan Masterplan Aktivitas Bermain
D.
Deskripsi Data Kesiapan Alat Protokol Kesehatan.
Skor teoritik yang diharapkan
diperoleh dari kesiapan protokol kesehatan terletak pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras
terletak pada skor 0 - 100 dengan rata rata skor 49 adapan
penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata skor 51. Prosentase kesiapan alat protokol
kesehatan. Hasil monev menunjukan
terdapat 5% TPA memiliki katagori sangat siap , 27 % TPA memiliki katagori Siap, 34 % memiliki
katagori kurang siap, 25 % TPA memiliki katagori tidak siap dan 9% TPA memiliki
katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa
transisi pandemi covid 19.dari 44 lembaga TPA Lihat Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Distribusi Frekwensi Kesiapan Protokol Kehatanan TPA
E.
Deskripsi Data Lembaga TPA yang memiliki kesiapan secara menyeluruh.
Skor teoritik yang diharapkan
diperoleh dari kesiapan protokol kesehatan terletak pada skor 0 - 100. Ternyata dari hasil Monev menunjukkan bahwa kelengkapan sarpras
terletak pada skor 0 - 92 dengan rata rata skor 49 adapan
penyimpangan yang terjadi terletak pada skor rata rata skor 59. Selanjutnya prosentase
kesiapan alat protokol kesehatan dapat kita lihat pada gambar 6. Hasil monev
menunjukan terdapat 5% TPA memiliki katagori sangat siap , 27 % TPA memiliki katagori Siap, 34 % memiliki
katagori kurang siap, 25 % TPA memiliki katagori tidak siap dan 9% TPA memiliki
katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa
transisi pandemi covid 19.dari 44 lembaga TPA. Lihat Gambar 4.
Gambar 4. Distribusi Frekwensi Kesiapan secara Keseluruhan
Pembelajaran Tatap Muka di TPA
I.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil Monev di atas, berikut ini dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. TPA di Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di 5 (lima)
wilayah Kota pada bulan November 2020, berjulah 44 lembaga dengan jumlah
peserta didik usia 0 - 6 tahun sebanyak 899 anak. Adapun jumlah
Pendidik/Pengasuh sebayak 194 orang.
2. 44 lembaga TPA di DKI Jakarta 29 TPA atau 66% sudah memiliki Izin operasional 14 TPA
atau 34% belum memiliki izin operasioanl.
3. Persiapan pembelajaran tatap muka ada 2 TPA atau 5% yang
sudah melakukan self assesment dan 42 TPA atau
95% belum melakukan self assesmen.
4. Kelengkapan sarpras
terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 14 (32 %) lembaga TPA memiliki katogori sangat lengkap atau sangat siap , 15 ( 34 %) TPA memiliki katagori lengkap , 8
(18 %) TPA katagori kurang lengkap , 3 (7 %) TPA katagori tidak lengkap dan 4 (9%)
TPA katagori sangat tidak lengkap atau siap dalam mendukung pembelajaran
tatap muka di masa transisi pandemi covid 19, Adapun penyediadaan sarpras terhadap
44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki
katagori Lengkap atau Siap
5.
Kesiapan masterplan ruang aktivitas terhadap 44 TPA
menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 22 (50%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap, 4 (9%) TPA memiliki katagori siap , 4
(9%) TPA katagori kurang siap , 6 (14%) TPA katagori tidak Siap dan 8 (18%)
TPA katagori sangat tidak siap dalam mendukung pembelajaran tatap muka di
masa transisi pandemi covid 19, selanjutnya kesiapan masterplan ruang aktivitas terhadap 44 TPA dalam
mendukung pembelajaran tatap muka mengindikasikan memiliki katagori Siap.
6. Kesiapan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2 (5%) lembaga TPA memiliki katogori sangat siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori siap , 15 (34%) TPA katagori kurang siap , 11 (25%) TPA
katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak siap dalam
mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19,
selanjutnya kesiapan alat protokol
kesehatan terhadap 44 TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka
mengindikasikan memiliki katagori Kurang
Siap
7.
Kesiapan pembelajaran tatap Muka secara
menyeluruh dilihat dari sarpras,
masterplan ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan terhadap 44 TPA menunjukan bahwa TPA di DKI Jakarta ada 2
(5%) lembaga TPA memiliki katogori sangat
siap , 12 (27%) TPA memiliki katagori
siap , 15 (34%) TPA katagori kurang siap
, 11 (25%) TPA katagori tidak Siap dan 4 (9%) TPA katagori sangat tidak siap
dalam mendukung pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid 19.
Selanjutnya kesiapan sarpras, masterplan ruang aktivitas dan alat
protokol kesehatan TPA dalam mendukung pembelajaran tatap muka
mengindikasikan memiliki katagori Kurang
Siap.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :
1.
Untuk meningkatkan kesiapan pembelajaran tatap muka di
satuan pendidikan khususnya TPA di DKI Jakarta di masa transisi pandemi covid
19, maka jajaran Dinas Pendidikan secara kontinu melakukan supervisi dalam segi
sarpras, masterplan ruang aktivitas yang sesuai protokol kesehatan dan alat
protokol kesehatan
2.
Melakukan pembinaan dan mendorong kepada satuan
pendidikan TPA agar mengajukan izin operasional bagi yang belum izin
3. Mendorong kepada satuan pendidikan TPA agar melakukan
self Assesmen kesiapan pembelajaran tatap muka di masa transisi pandemi covid
19
4. Melakukan pembinaan dan mendorong kepada TPA untuk
pengadaan sarpras, pengelolaan masterplan
ruang aktivitas dan alat protokol kesehatan dalam rangka pembelajaran
tatap muka